TUGAS KAMPUS

ABDUL RAHMAN

  • Home
  • METODE KUANTITATIF
  • METODE KUALITATIF
  • PORTOFOLIO
  • CONTACT
  • ABOUT US
penelitian kuantitatif

UNIT ANALISIS

Minggu, 16 Oktober 2016 By Abdul Rahman 0 Comments
Unit analisis merupakan topik yang relevan bagi setiap riset sosial walaupun implikasi yang paling nyata dapat dilihat pada penelitian kuantitatif. Pemahaman mengenai unit analisis terkadang sering meragukan ketika objek penelitian merupakan sekumpulan orang dalam jumlah besar (agregat).
Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara unit analisis dan agregat tersebut. Perbedaan yang sama antara unit analisis dan agregat terjadi pada penelitian eksplanatif. Unit analisis dalam suatu penelitian biasanya juga menjadi unit observasi. Unit analisis adalah seluruh hal yang kita teliti untuk mendapatkan penjelasan ringkas mengenai keseluruhan unit dan untuk menjelaskan berbagai perbedaan di antara unit analisis tersebut.

1. Pembagian Unit Analisis

Beberapa unit analisis yang umumnya digunakan dalam riset ilmu sosial yang terdiri atas :
1. Individu
2. Kelompok
3. Organisasi
4. Interaksi Sosial
5. Artefak Sosial



2. Kesalahan Unit Analisis
Hal terpenting bagi peneliti adalah menentukan secara jelas siapa atau apa yang akan menjadi unit analisis. Kita sebagai peneliti hendaklah melakukan riset, ia harus memutuskan apakah ia akan meneliti. Terdapat dua jenis kesalahan dalam hal penentuan unit analisis yaitu :

1. Kesalahan ekologis (ecological fallacy)

Kesalahan ekologis mengacu pada kelompok atau perangkat atau sistem, yaitu sesuatu yang lebih besar dari satu unit individu. Menurut Earl Babbie kesalahan ekologis adalah asumsi bahwa sesuatu yang diamati mengenai satu unit ekologis mengatakan sesuatu mengeni individu – individu yang menyusun unit tersebut.

2. Kesalahan reduksi (reductionism)
Menuru Earl Babbie reduksionisme mencakup upaya untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu berdasarkan konsep terbatas atau aturan tingkat rendah. Kesalahan reduksi pada dasarnya bukan suatu kesalahan total, hanya saja bersifat terlalu sempit.

1. KONSEPTUALISASI DAN PENGUKURAN

Dalam kegiatan penelitian, sering kali objek atau sesuatu yang hendak kita teliti tidak jelas wujudnya karena tidak dapat dilihat, tidak dapat disentuh atau digenggam sebagaimana batu yang dapat digenggam dan dirasakan oleh indra manusia. Sering kali objek yang hendak kita teliti
merupakan hasil rekayasa manusia yang tidak memiliki makna tunggal tetapi banyak makna. Bagaimana penelitian dapat mengukur objek atau hal-hal seperti: cinta, religius, perasaan kasihan, prasangka (prejudice), afiliasi politik/agama, dan iman. Contoh-contoh ini merupakan sesuatu yang abstrak.

1. Konsep dan Konstruk
Abraham Kaplan (1964) membedakan tiga kelompok objek yang dapat diukur dalam sebuah penelitian ilmiah.
1. Kelompok pertama adalah objek yang bersifat direct observables, yaitu hal-hal yang dapat diamati secara langsung oleh indra manusia seperti warna atau bentuk suatu objek, ukuran bangunan, intonasi, suara, bau atau aroma dari sesuatu/seseorang, dan seterusnya.
2. Kelompok kedua adalah objek yang bersifat indirect observables, yaitu hal-hal yang dapat diamati secara tidak langsung.
3. Kelompok ketiga adalah konstruk, yaitu hal-hal yang tidak dapat diamati secara tidak langsung lebih-lebih secara langsung.
Menurut Kaplan, konstruk adalah suatu konsep, sesuatu yang kita ciptakan. Suatu konstruk adalah suatu konsep yang memiliki tiga karakteristik yang berbeda:

  • Pertama konstruk adalah suatu gagasan abstrak yang bisanya terbagi ke dalam beberapa dimensi yang diwakili beberapa konsep tingkat rendah.
  • Kedua Karena sifatnya yang abstrak, maka konstruk tidak dapat diamati secara langsung.
  • Ketiga Suatu konstruk biasanya dirancang untuk tujuan riset khusus sehingga makna konstruk yang paling tepat tergantung dengan konteks di mana konstruk bersangkutan berada.
Konsepsi adalah suatu gambaran mental (mental image) yang muncul pada pikiran seseorang terhadap sesuatu. Konsep adalah sebuah kata atau istilah yang diciptakan dan digunakan manusia untuk menyatakan sebuah gagasan abstrak yang dibentuk dengan cara membuat generalisasi dari bagian-bagian serta proses meringkaskan berbagi pengamatan yang berhubungan.

2. Indikator dan Dimensi
Indikator adalah tanda yang menunjukkan ada atau tidak adanya konsep yang tengah kita pelajari. Konseptualisasi dapat pula ditujukan pada upaya identifikasi sejumlah dimensi yang berbeda-beda dari satu variabel yang mengarah pada suatu perbedaan. Dengan kata lain, kita dapat saja menggunakan kata yang sama tetapi memiliki beberapa konsep yang secara makna berbeda.

3. Variabel dan Atribut
Atribut atau nilai didefinisikan sebagai karakteristik atau kualitas yang menjelaskan suatu objek, dalam hal ini manusia. Beberapa contoh atribut antara lain: wanita, tidak jujur, cerdas, konservatif, petani, orang Indonesia, dan sebagainya. Apa saja yang dikatakan orang untuk menjelaskan mengenai diri seseorang merupakan atribut.Variabel adalah pengelompokan logis dari sejumlah atribut. Misal laki-laki dan wanita adalah atribut, dan jenis kelamin adalah variabel yang terdiri atas dua atribut tersebut.
Hubungan antara atribut dan variabel terletak pada penjelasannya dalam ilmu pengetahuan. Variabel dan atribut merupakan fondasi bagi penelitian hubungan sebab akibat dalam penelitian ilmu sosial.

4. Variabel Diskrit dan Kontinus
Suatu penelitian dapat menggunakan dua bentuk variabel, yaitu variabel diskrit (discrete variable) dan variabel kontinus (continuous variable). Suatu variabel adalah kontinus jika data yang diperoleh berasal dari perhitungan (count) sedangkan data variabel diskrit berasal dari pengukuran (measurement).perbedaan paling mendasar diantara keduanya adalah bahwa variable diskrit hanya menerima atau mencakup nilai utuh, tidak ada nilai yang terletak diantara dua nilai utuh, sedangkan variable kontinus menerima atau mencakup semua nilai dengan hampir tanpa batas.
SUMBER : METODE PENELITIAN SURVEI – MORISSAN HAL 46 - 74

Continue reading
Share:
Views:
penelitian kuantitatif

PENELITIAN SOSIAL

By Abdul Rahman 0 Comments
TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah kegiatan mengamati atau melakukan observasi atas sesuatu dan melakukan interpretasi atau analisis terhadap apa yang kita amatai atas sesuatu itu. Kita harus merumuskan dua hal penting ketika mempersiapkan rancangan penelitian, yaitu:

1. Merumuskan sejelas mungkin apa yang ingin diketahui melalui penelitian yang akan dilakukan.
2. Menentukan cara terbaik untuk melakukannya.

Penelitian social dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan.setidaknya terdapat tiga tujuan yang paling umum dan paling berguna dalam penelitian, yaitu :

1. Penelitian Eksploratif
Penelitian dengan pendekatan eksploratif dilakukan jika topik penelitian yang dipilih merupakan topik baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian eksploratif merupakan penelitian awal yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai suatu topik penelitian untuk nantinya akan diteliti lebih jauh. Kesimpulan yang dihasilkan lebih merupakan suatu gagasan atau saran, dan bukan bukan merupakan kesimpulan yang berifat definitive. Selain bermanfaat untuk meneliti fenomena yang bersifat temporer, pendekatan eksploratif juga dapat diterapkan pada penelitian dengan fenomena yang bersifat lebih permanen.

Terkadang penelitian eksploratif menggunakan metode focus group of discussion (FGD), yaitu diskusi kelompok kecil yang dipandu moderator. Cara ini sering dilakukan dlam penelitian pemasaran. Penelitian eksploratif pada umumnya dilaksanakan untuk mencapai tiga tujuan:

1. Untuk memuaskan rasa ingin tahu peneliti dan untuk memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap suatu fenomena;
2. Untuk menguji kelayakan suatu topik untuk dilakukan penelitian lanjutan, dan
3. Untuk merencanakan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian sebelumnya.

Kelemahan utama penelitian eksploratif adalah jarang memberikan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan penelitian, walaupun pendekatan eksploratif dapat memberikan petunjuk jawaban dan memberikan saran mengenai metode riset yang dapat digunakan untuk memberikan jawaban yang lebih pasti. Alasan mengapa penelitian eksploratif kurang dapat memberikan kepastian adalah karena faktor keterwakilan.

2. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan suatu kondisi sosial tertentu. Jika dilakukan dengan baik dan terukur, penelitian deskriptif akan mampu menghilangkan spekulasi dan penilaian yang muncul hanya karena kesan semata. Namun penelitian deskriptif merupakan pengamatan yang bersifat ilmiah yang dilakukan secara hati-hati dan cermat dan karenanya lebih akurat dan tepat dibandingkan dengan pengamatan biasa sebagaimana yang dilakukan wartawan.

3. Penelitian Eksplanatif
Tujuan umum ketiga penelitian sosial adalah menjelaskan sesuatu. Jika penelitian deskriptif berupaya menjawab pertanyaan tentang apa, di mana, kapan, dan bagaimana, maka studi eksplanatif brupaya menjawab pertanyaan mengapa. Penelitian eksplanatif memberikan penjelasan dan alasan dalam bentuk hubungan sebab akibat.

HUBUNGAN VARIABEL

 

Dalam penelitian, upaya untuk menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan hubungan antarvariabel sering disebut sebagai model penjelasan nomotetis yang berbeda dengan model penjelasan ideografis. Misal suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui sikap orang terhadap kebiasaan minum minuman beralkohol. Dalam hal ini, peneliti berupaya mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memiliki sikap menolak atau menerima kebiasaan minum minuman alcohol.

Model ideografis bertujuan untuk memperoleh suatu pemahaman yang lengkap dan berkedalaman (in-depth) terhadap satu kasus tertentu. Penjelasan ideografis berupaya menggali keterangan sebanyak mungkin mengenai mengapa seseorang. Sebaliknya, model nomotetis berupaya mencari penjelasan yang bersifat umum. Misalnya penelitian untuk mengetahui adakah hubungan antara cara belajar sendiri atau cara belajar kelompok dengan prestasi belajar mahasiswa?

1. Syarat Hubungan Sebab Akibat

Earl Babie (2008) mengatakan, suatu hubungan masuk ke dalam kategori hubungan sebab akibat (causal relationship) jika memenuhi tiga syarat, yaitu:

a. Korelasi
Kita tidak dapat mengatakan terdapat hubungan sebab akibat tanpa adanya suatu korelasi, atau hubungan yang sebenarnya, di antara dua variabel. Misalnya, tingkat pendidikan seseorang memiliki korelasi dengan jabatan yang di dudukinya atau penghasilannya.variabel tingkat pendidikan dan variable jabatan memiliki hubungan sebab akibat.

b. Urutan waktu
Hubungan sebab akibat harus mengikuti urutan waktu (time order) yang benar. Kita tidak dapat mengatakan adanya hubunggan sebab akibat kecuali sebab mendahului akibat secara urutan waktu.misalnya, agama yang dianut seorang anak sangat ditentukan oleh agama orang tuanya.

c. Orisinalitas
hubungan orisinal terpenuhi jika variable akibat tidak dapat dijlaskan dengan menggunakan variable ketiga atau variablelainnya. Misalnya, ada pernyataan bahwa terdapat korelasi antara jumlah kunjungan turis lokal pada daerah A dengan jumlah kecelakaan akibat tenggelam di laut.

2. Penelitian Model Nomotetis
Penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan sebab akibat disebut juga penelitian model nomotesis. Pada model ini peneliti harus terlebih dahulu mengemukakan suatu hipotesis dua variable yang diperkirakannya memiliki hubungan sebab akibat.
Tiga hal harus dipahami pada penelitian hubungan sebab akibat ini, yaitu:

1. Kausalitas lengkap (complete causation), bahwa hubungan sebab akibat tidak dimaksudkan berlaku untuk keseluruhan tipe hubungan sebab akibat.
2. Kasus pengecualian, yaitu hubungan sebab akibat tetap menerima adanya pengecualian (exceptional case).
3. Mayoritas kasus.

3. Faktor Sebab
ilmu social memandang sebab agak berbeda dengan orang awam yang biasanya mengacu pada sesuatu yang betul – betul menyebabkan sesuatu hal lainnya. Bagi ilmuwan social, standar yang agak berbeda mengenai faktor sebab diungkapkan dalam dua istilah, yaitu: Sebab yang perlu (necessary cause) dan Sebab yang cukup (sufficient cause)

SUMBER : METODE PENELITIAN SURVEI – MORISSAN HAL 34 - 45
Continue reading
Share:
Views:
penelitian kuantitatif

METODE PENELITIAN

Minggu, 18 September 2016 By Abdul Rahman 0 Comments
METODE PENELITIAN
suatu penelitian dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif. Riset Kualitatif merupakan suatu penelitian
yang mendalam (in-depth), berorientasi pada kasus dari sejumlah kecil kasus, termasuk satu studi kasus.  Riset kualiatif berupaya menemukan data secara terperinci dari kasus tertentu, seringkali dengan tujuan menemukan bagaimana sesuatu terjadi. Tujuan utama riset kualitatif adalah untuk membuat suatu fakta dapat dipahami, dan sering kali tidak terlalu menekankan pada penarikan kesimpulan (generalisasi), atau tidak menekankan pada perkiraan (prediksi) dari berbagai pola (yang ditemukan). 
Metode kualitatif memunginkan peneliti dapat melihat perilaku dalam situasi yang sebenarnya tanpa adanya rekayasa yang terkadang terjadi pada penelitian eksperimental atau survei. Tehnik kualitatif dapat meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti terhadap fenomena yang tengah diteliti khususnya jika fenomena itu belum pernah diteliti. Namun tehnik ini memiliki kelemahan yaitu ukuran sampel sering kali terlalu kecil untuk memungkinkan peneliti melakukan generalisasi terhadap data di luar sampel yang dipilih untuk penelitian tertentu. Untuk alasan inilah, riset kualitatif sering kali digunakan sebagai penelitian awal sebelum melakukan penelitian yang lebih jauh dan mendalam.

riset kuantitaif menuntut variabel yang diteliti dapat diukur. Bentuk riset semacam ini memberikan perhatian besar pada seberapa sering  suatu variabel muncul, dan umumnya menggunakan angka untuk menyampaikan suatu jumlah. riset ini memiliki keuntungan yaitu penggunaan angka memungkinkan ketepatan yang lebih baik dalam dalam melaporkan suatu hasil h

a. Perbedaan Riset Kualitatif, Kuantitatif
  • Perbedaan riset kualitatif, kuantitatif tidak ditentukan pada jumlah sampel
  • Perbedaan riset kualitatif, kuantitatif tidak ditentukan pada pengukuran
  • Perbedaan riset kualitatif, kuantitatif terletak pada cara mengajukan pertanyaan 



Menurut Wimmer-Dominick (2011), perbedaannya terletak pada bagaimana pertanyaan diajukan. Penelitian kualitatif menggunakan pertanyaan fleksibel, dan walaupun daftar pertanyaan telah disiapkan tetapi peneliti dapat mengubah pertanyaan atau mengajukan pertanyaan lanjutan. Penelitian kuantitatif menggunakan pertanyaan yang tetap, artinya responden akan menjawab pertanyaan yang sama. Walaupun pertanyaan lanjutan dapat ditambahkan ke dalam kuesioner, namun pertanyaan tersebut harus sudah dimasukkan sebelum proyek penelitian dilaksanakan. Pewawancara dalam penelitian kuantitatif tidak diperkenankan mengajukan pertanyaan di luar apa yang sudah dicantumkan pada kuesioner.


PENGUMPULAN DATA
Bagaimana peneliti mengumpulkan data? Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti eksperimen, survei atau pengamatan lapangan. Penelitian kualitatif memiliki sejumlah metode pengumpulan data seperti focus group discussion (FGD), pengamatan lapangan, wawancara mendalam, dan studi kasus. Data kualitatif memiliki berbagai macam bentuk seperti : catatan yang kita buat selama melakukan pengamatan lapangan, transkrip wawancara, dokumen, catatan harian, dan jurnal.
Riset kuantitatif memiliki beberapa metode pengumpulan data seperti survei yang mencakup survei melalui telepon, survei surat, dan survei internet. Pada metode ini, pertanyaan yang diajukan bersifat tetap (statis), atau sudah terstandar.


SUMBER : METODE PENELITIAN SURVEI – MORISSAN HAL 22 - 33

Continue reading
Share:
Views:
buku

BUKU METODE PENELITIAN SURVEI

Minggu, 04 September 2016 By Abdul Rahman 0 Comments

Continue reading
Share:
Views:
penelitian kuantitatif

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

By Abdul Rahman 0 Comments

PENDAHULUAN

Apakah penelitian itu? Menurut Wimmer dan Dominick (2011), penelitian adalah upaya untuk menemukan sesuatu (an attempt to discover something). Hal ini berarti kita semua adalah peneliti, dan kita walaupun sering kali tidak menyadari, melakukan penelitian setiap harinya. Riset atau penelitian dapat bersifat formal maupun informal.riset formal berarti peneliti harus mengikuti secara tepat prosedur penelitian yang sudah ditentukan, sedangkan riset informal berarti peneliti tidak perlu mengikuti prosedur penelitian yang sudah ditentukan. Riset formal tidak berarti lebih baik dari riset informal.



A.METODE ILMIAH
Semua penelitian, baik formal maupun informal, selalu diawali dengan suatu pertanyaan dasar atau proposisi  mengenai suatu fenomen tertentu. Tujuan dari setiap penelitian adalah ‘untuk mengetahui’ jawaban yang muncul di pikiran, dan jawaban yang diperoleh disebut pengetahuan. Ada empat cara untuk dapat mengetahui yaitu :
  1. Keteguhan : pengetahuan diperoleh atas dasar anggapan baha sesuatu itu benar karena selalu benar dan tidak ada yang berubah.
  2. Intuisi : pengetahuan diperoleh berdasarkan perasaan.
  3. Otoritas : pengetahuan diperoleh berdasarkan sumber terpercaya seperti orang tua, guru, dan kiai.
  4. Ilmiah : pengetahuan  diperoleh dari serangkaian analisis objektif.

KARAKTERISTIK METODE ILMIAH
Metode ilmiah memiliki lima karakteristik dasar yang membedakannya dengan metode untuk mengetahui lainnya. 5 karakteristik tersebut adalah :
  1. Terbuka : penelitian ilmiah bersifat terbuka dan dapat diakses siapa saja.peneliti tidak boleh merahasiakan sesuatu dalam penelitiannya , harus terbuka dan bebas disampaikan dari satu peneliti kepada peneliti lainnya.
  2. Objektif : ilmu pengetahuan menolak penilaian tidak objektif yang dikemukakan peneliti.ketika melaksanakan penelitian, peneliti harus membuat aturan dan prosedur yang jelas dan tegas dan setiap peneliti harus mengikuti aturan dan prosuder tersebut.
  3. Empiris : penelitian hanya mengurus dunia yang dapat diketahui dan diukur.sifat empiris penelitian tidak berarti menolak pandangankarena peneliti ilmu sosial serin menemukan hal ini setiap harinya.
  4. Sistematis : peneliti yang baik selalu menggunakan penelitian yang sudah ada sebelumnya sebagai dasar membangun dan melaksanakan penelitian yang akan dilakukan.
  5. Prediktif : ilmu pengetahuan berfungsi untuk menghubungkan apa yang terjadi hari ini dengan apa yang akan terjadi dimasa depan.

B. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Tujuan dari suatu metode penelitian ilmiah adalah untuk menghasilkan data yang objektif, dan tidak bias sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap data yang diperoleh. untuk mendapat pertanyaan dan hipotesis penelitian, para peneliti harus mengikuti suatu prosedur yang terdiri dari delapan langkah. Adapun delapan langkah yang dimaksud adalah:
  1. Pemilihan topik penelitian.
  2. Tinjauan teori.
  3. Hipotesis dan pertanyaan penelitian.
  4. Menentukan metode penelitian.
  5. Pengumpulan data.
  6. Analisis dan interpretasi hasil.
  7. Prestasi hasil penelitian.
  8. Replikasi penelitian.
Setiap langkah dari kedelapan langkah tersebut bersifat saling tergantung satu sama lain agar dapat menghasilkan penelitian yang efisien dan efektif.
  1. Pemilihan Topik Penelitian, ketika kita telah mendapatkan topik riset yang hendak kita teliti, langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa topik dan masalah penelitian tersebut memang berharga dan bernilai untuk diteliti.Caranya dengan menjawab tujuh pertanyaan dasar berikut:
    1. Apakah topik penelitian terlalu luas?
    2. Apakah topik dapat diteliti?
    3. Apakah data dapat dianalisis?
    4. Apakah masalahnya penting?
    5. Apakah hasilnya dapat digeneralisasi?
    6. Apakah biaya penelitian dapat terjangkau?
    7. Apakah penelitian mengandung bahaya?


  2. Tinjauan Pustaka, Setiap penelitian berawal dari tiga faktor : ketertarikan (interest), ide atau gagasan, dan teori yang melandasinya. diawali dengan adanya ketertarikan, munculnya ide atau gagasab, dan dilanjutkan dengan mencari teori yang relevan. Suatu tinjauan pustaka bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini akan membantu peneliti merumuskan hipotesis penelitian atau pertanyaan penelitian.
    1. Jenis penelitian apa yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan topik penelitian yang hendak dilaksanakan?
    2. Apa hasil penelitian atau temuan yang diperoleh dari penelitian sebelumya?
    3. Apa saran peneliti sebelumnya untuk diteliti lebih lanjut?
    4. Apa yang belum diteliti?
    5. Bagaimana penelitian yang dilaksanakan mampu menambah pengetahuan kita di bidang bersangkutan?
    6. Metode penelitian apa yang digunakan dalam penelitian sebelumnya?
     
  3. Merumuskan Pertanyaan dan Hipótesis Penelitian, setelah mendapatkan topik penelitian, dan melakukan pendalaman terhadap literatur terkait selanjutnya peneliti harus merumuskan masalah penelitian kedalam hipotesis atau pertanyaan penelitian. 

    Pertanyaan Penelitian 
    peneliti dalam menyusun suatu rumusan masalah penelitian harus memerhatikan beberapa ketentuan agar mendapatkan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang baik seperti :
  1. Rumusan masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang dikemukakan secara tegas.
  2. Rumusan masalah harus dapat diuji.
  3. Rumusan masalah tidak boleh mengandung subjektivitas atau penelitian personal peneliti.
  4. Rumusan masalah harus dinyatakan dalam struktur bahasa dan tata bahasa yang baik.
Hipotesis Penelitian ,berdasarkan teori mengenai alasan moral (moral reasoning), Kremar dan Cooke (2001), mengemukakan hipotesis bahwa anak kecil memiliki kemungkinan lebih besar untuk menerima kekerasan sebagai hal yang benar dan sah jika pelaku tindak kekerasan tidak dihukum dibandingkan dengan dihukum.hasil penelitian mereka menunjukkan adanya kesesuaian dengan hipotesis.
  1. Tujuan Hipotesisadanya hipotesis dalam suatu penelitian memberikan keuntungan bagi peneliti,pertama hipotesis memberikan arah bagi penelitian yang akan dilaksanaka. kedua, adanya hipotesis adalah mencegah peneliti untuk melakukan penelitian coba - coba.
  1. Syarat Hipotesissuatu hipotesis yang bermanfaat harus memiliki sekurang - kurangnya empat karakteristik atau sifat, yaitu : Hipotesis harus sejalan dengan topik ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini; Harus konsisten dengan logika.; Harus dinyatakan secara ringkas.; Harus dapat diuji.
  1. Hipotesis NolHipotesis nol menyatakan bahwa perbedaan statistik atau hubungan yag ditemukan dalam analisis disebabkan adanya peluang atau kesalahan acak.


SUMBER : METODE PENELITIAN SURVEI – MORISSAN HAL 1 - 21


Continue reading
Share:
Views:
Beranda
Langganan: Postingan ( Atom )

Label

  • buku (1)
  • penelitian kuantitatif (4)

Arsip Blog

  • Oktober 2016 (2)
  • September 2016 (3)

Author
© 2016 TUGAS KAMPUS
Distributed By Blogger & Created By Responsive Blogger Templates