TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah kegiatan mengamati atau melakukan observasi atas sesuatu dan melakukan interpretasi atau analisis terhadap apa yang kita amatai atas sesuatu itu. Kita harus merumuskan dua hal penting ketika mempersiapkan rancangan penelitian, yaitu:
1. Merumuskan sejelas mungkin apa yang ingin diketahui melalui penelitian yang akan dilakukan.
2. Menentukan cara terbaik untuk melakukannya.
Penelitian social dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan.setidaknya terdapat tiga tujuan yang paling umum dan paling berguna dalam penelitian, yaitu :
1. Penelitian Eksploratif
Penelitian dengan pendekatan eksploratif dilakukan jika topik penelitian yang dipilih merupakan topik baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian eksploratif merupakan penelitian awal yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai suatu topik penelitian untuk nantinya akan diteliti lebih jauh. Kesimpulan yang dihasilkan lebih merupakan suatu gagasan atau saran, dan bukan bukan merupakan kesimpulan yang berifat definitive. Selain bermanfaat untuk meneliti fenomena yang bersifat temporer, pendekatan eksploratif juga dapat diterapkan pada penelitian dengan fenomena yang bersifat lebih permanen.
Terkadang penelitian eksploratif menggunakan metode focus group of discussion (FGD), yaitu diskusi kelompok kecil yang dipandu moderator. Cara ini sering dilakukan dlam penelitian pemasaran. Penelitian eksploratif pada umumnya dilaksanakan untuk mencapai tiga tujuan:
1. Untuk memuaskan rasa ingin tahu peneliti dan untuk memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap suatu fenomena;
2. Untuk menguji kelayakan suatu topik untuk dilakukan penelitian lanjutan, dan
3. Untuk merencanakan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian sebelumnya.
Kelemahan utama penelitian eksploratif adalah jarang memberikan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan penelitian, walaupun pendekatan eksploratif dapat memberikan petunjuk jawaban dan memberikan saran mengenai metode riset yang dapat digunakan untuk memberikan jawaban yang lebih pasti. Alasan mengapa penelitian eksploratif kurang dapat memberikan kepastian adalah karena faktor keterwakilan.
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan suatu kondisi sosial tertentu. Jika dilakukan dengan baik dan terukur, penelitian deskriptif akan mampu menghilangkan spekulasi dan penilaian yang muncul hanya karena kesan semata. Namun penelitian deskriptif merupakan pengamatan yang bersifat ilmiah yang dilakukan secara hati-hati dan cermat dan karenanya lebih akurat dan tepat dibandingkan dengan pengamatan biasa sebagaimana yang dilakukan wartawan.
3. Penelitian Eksplanatif
Tujuan umum ketiga penelitian sosial adalah menjelaskan sesuatu. Jika penelitian deskriptif berupaya menjawab pertanyaan tentang apa, di mana, kapan, dan bagaimana, maka studi eksplanatif brupaya menjawab pertanyaan mengapa. Penelitian eksplanatif memberikan penjelasan dan alasan dalam bentuk hubungan sebab akibat.
HUBUNGAN VARIABEL
Model ideografis bertujuan untuk memperoleh suatu pemahaman yang lengkap dan berkedalaman (in-depth) terhadap satu kasus tertentu. Penjelasan ideografis berupaya menggali keterangan sebanyak mungkin mengenai mengapa seseorang. Sebaliknya, model nomotetis berupaya mencari penjelasan yang bersifat umum. Misalnya penelitian untuk mengetahui adakah hubungan antara cara belajar sendiri atau cara belajar kelompok dengan prestasi belajar mahasiswa?
1. Syarat Hubungan Sebab Akibat
Earl Babie (2008) mengatakan, suatu hubungan masuk ke dalam kategori hubungan sebab akibat (causal relationship) jika memenuhi tiga syarat, yaitu:
a. Korelasi
Kita tidak dapat mengatakan terdapat hubungan sebab akibat tanpa adanya suatu korelasi, atau hubungan yang sebenarnya, di antara dua variabel. Misalnya, tingkat pendidikan seseorang memiliki korelasi dengan jabatan yang di dudukinya atau penghasilannya.variabel tingkat pendidikan dan variable jabatan memiliki hubungan sebab akibat.
b. Urutan waktu
Hubungan sebab akibat harus mengikuti urutan waktu (time order) yang benar. Kita tidak dapat mengatakan adanya hubunggan sebab akibat kecuali sebab mendahului akibat secara urutan waktu.misalnya, agama yang dianut seorang anak sangat ditentukan oleh agama orang tuanya.
c. Orisinalitas
hubungan orisinal terpenuhi jika variable akibat tidak dapat dijlaskan dengan menggunakan variable ketiga atau variablelainnya. Misalnya, ada pernyataan bahwa terdapat korelasi antara jumlah kunjungan turis lokal pada daerah A dengan jumlah kecelakaan akibat tenggelam di laut.
2. Penelitian Model Nomotetis
Penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan sebab akibat disebut juga penelitian model nomotesis. Pada model ini peneliti harus terlebih dahulu mengemukakan suatu hipotesis dua variable yang diperkirakannya memiliki hubungan sebab akibat.
Tiga hal harus dipahami pada penelitian hubungan sebab akibat ini, yaitu:
1. Kausalitas lengkap (complete causation), bahwa hubungan sebab akibat tidak dimaksudkan berlaku untuk keseluruhan tipe hubungan sebab akibat.
2. Kasus pengecualian, yaitu hubungan sebab akibat tetap menerima adanya pengecualian (exceptional case).
3. Mayoritas kasus.
3. Faktor Sebab
ilmu social memandang sebab agak berbeda dengan orang awam yang biasanya mengacu pada sesuatu yang betul – betul menyebabkan sesuatu hal lainnya. Bagi ilmuwan social, standar yang agak berbeda mengenai faktor sebab diungkapkan dalam dua istilah, yaitu: Sebab yang perlu (necessary cause) dan Sebab yang cukup (sufficient cause)
SUMBER : METODE PENELITIAN SURVEI – MORISSAN HAL 34 - 45
0 komentar:
Posting Komentar